ZAINAB, ASMARA NABI PADA MENANTUNYA
Nabi Muhammad memiliki menantu wanita cantik bernama Zainab Binti Jash, berumur kurang lebih 35 tahun. Zainab merupakan istri dari anak angkat Muhammad yang bernama Zaid bin Haritsah. Selain itu Zainab juga adalah sepupu Muhammad sendiri, ibu Zainab yaitu Umaimah bintu Abdul Muthallib adalah bibi Muhammad. Zainab adalah salah satu istri Muhammad yang istimewa, karena pernikahannya dengan Muhammad dilakukan tanpa wali dan saksi, namun didasari keluarnya ayat Quran dari ucapan Muhammad;
“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: ‘Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah,” sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap isterinya (menceraikannya). Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.” (QS. Al-Ahzab 37)
Bagaimana hal ini bisa terjadi, bagaimana sang suri teladan terbaik ini akhirnya bisa menikahi istri anak angkatnya tersebut?
Al-Jalalain (1) menjelaskan kisah2 sebelumnya mengenai pernikahan Muhammad ini, dalam tafsirnya atas surah Al-Ahzab 36 ia menyebut bahwa Zainab binti Jahsy secara terpaksa menikah dengan Zaid karena turunnya ayat berikut;
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki **Zaid** yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin **Zainab**, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab 36)
Zainab mengira jika Muhammad hendak melamarnya, namun ternyata ia hendak dinikahkan dengan Zaid. Karena keluar ayat tersebut dari ucapan Muhammad maka Zainab dengan terpaksa menikah dengan Zaid meskipun ia tidak mencintainya. Jika Zainab Zaid saling mencintai tentu tidak harus dipaksa dengan ayat Quran bukan? Mengapa Allah menurutkan ayat tersebut, padahal ia mengetahui bahwa Zainab tidak mencintai Zaid, Allah pun pasti maha mengetahui jika yang dikemudian hari Zainab akan bercerai dengan Zaid. Para ulama berpendapat bahwa ayat ini diturunkan sebagai contoh agar Zainab dari keluarga terpandang mau menikah dengan seorang bekas budak seperti Zaid.
Al-Jalalain menambahkan bahwa dalam suatu saat Muhammad memandang Zainab dan terpesona akan kecantikannya, dan ketika Zaid mengetahui hal tersebut ia mengeluh pada Muhammad dan menyatakan niatnya untuk menceraikan Zainab, namun Muhammad berkata; “‘Tahanlah terus isterimu….”.
Bukhari juga mencatat riwayat tersebut;
Diriwayatkan oleh Anas: Zaid bin Haritha datang kepada Nabi dan mengeluh tentang istrinya. Nabi berkata “Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah,” Aisyah mengatakan, "Jika Rasulullah yang menyembunyikan sesuatu (Al-Quran) ia akan menyembunyikan ayat ini." Zainab menggunakan ayat ini untuk membual pada istri2 Nabi yang lain dengan berkata; "Kau dinikahkan oleh wali2mu, sementara aku dinikahkan (dengan Nabi) oleh Allah dari langit ketujuh." Thabit juga mengatakan bahwa ayat “sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia…. (33.37) berkaitan tentang Zaid dan Zainab. (Sahih al-Bukhari, Volume 9, Book 93, Number 516)
Sebagian ulama berpendapat bahwa Muhammad menikahi Zainab bukan karena terpesona oleh kecantikannya, namun untuk mendobrak kebiasaan Arab pra Islam yang menganggap anak angkat seperti anak kandung, juga untuk mendobrak kebiasaan tabu menikah dengan menantu, sehingga dengan ayat ini Allah menghalalkan menikah dengan bekas istri anak angkat dan juga melarang muslim untuk mengadopsi anak.
Serupa dengan al-Jalalain, keterangan serupa juga diberikan oleh al-Tabari (2), bahwa Muhammad terpesona atas kecantikan Zainab saat ia melihat Zainab belum berbusana lengkap. Mengetahui Muhammad tertarik padanya, Zainab kemudian bercerita pada Zaid tentang hal tersebut, sehingga akibatnya Zaid membenci Zainab dan berniat menceraikannya.
Apakah alasan Zaid menceraikan Zainab karena rumah tangganya tidak harmonis, tidak ada satupun riwayat hadist mengenai ketidak harmonisan keluarga Zaid-Zainab, apakah kisah mengenai ketidak harmonisan keluarga Zaid lebih sahih daripada riwayat2 dan tafsir yang menceritakan bahwa Zaid menceraikan Zainab karena mengetahui Muhammad tertarik pada istrinya?
Dimalam pernikahan Muhammad dengan Zainab ini, sang rasul mengadakan pesta dan mengundang beberapa sahabat. Berikut kisahnya;
Sahih Bukhari Book 60, Number 314:
Diriwayatkan Anas bin Malik; Ketika Rasulullah menikahi Zainab bint Jash, beliau mengundang orang2 untuk makan. Merekapun makan2 sambil duduk dan mengobrol. Lalu rasul memberi tanda bahwa ia telah siap untuk berdiri (dengan tujuan untuk menyuruh mereka pulang), namun mereka tetap saja masih duduk. Ketika rasul melihat orang2 tidak merespon tindakannya, ia kemudian bangkit berdiri dan keluar, lalu orang2 juga beranjak dari duduknya, kecuali 3 orang yang masih tetap duduk. Rasulullah kembali masuk, namun langsung keluar rumah lagi. Melihat itu tiga orang tersebut akhirnya pergi, aku kemudian bilang pada rasul bahwa orang2 tadi telah pergi, rasul lalu melangkah untuk memasuki rumahnya. Aku berniat masuk kerumah bersama rasul, namun beliau menurunkan tirai diantara aku dan beliau. Kemudian Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki…. (QS 33:53).”
Sahih Muslim No.2565
Diriwayatkan Anas bin Malik, ia berkata: Aku menghadiri pesta perkawinan Zainab, di mana Rasulullah membuat orang2 merasa kenyang memakan roti dan daging dan beliau juga mengutusku untuk mengundang orang2. Setelah acara walimah selesai, beliau berdiri dan beranjak dari tempatnya, dan aku mengikutinya. Pada saat itu masih ada dua orang tamu laki-laki yang belum keluar karena mereka masih asyik berbicara. Nabi lalu melewati beberapa istrinya yang lain. Beliau mengucapkan salam kepada mereka masing2 (tamunya) lalu bertanya: Bagaimana keadaan kalian semua, wahai anggota keluarga? Mereka menjawab: Baik, wahai Rasulullah. Mereka balik bertanya: Bagaimana dengan keadaan keluargamu? Beliau menjawab: Baik. Setelah selesai beliau kembali dan aku pun ikut kembali. Sesampai di pintu, dua orang tamu laki2 yang masih asyik berbicara tadi masih ada, namun begitu melihat Nabi kembali mereka cepat2 berdiri dan terus keluar. Demi Allah, aku tidak tahu apakah aku yang telah memberitahukan beliau bahwa mereka telah keluar atau wahyu telah turun kepadanya. Sementara aku terus saja mengikuti beliau. Namun begitu kakinya menginjak ambang pintu, segera saja beliau menurunkan kain tirai sehingga aku terhalang dari beliau. Lalu Allah menurunkan ayat berikut ini: Janganlah kamu memasuki rumah Nabi kecuali kamu sudah mendapatkan izinnya.
Ini ayat yang diucapkan nabi kita tersebut;
QS al-Ahzab 53;
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu ke luar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.
Untuk apa Allah mengeluarkan ayat sepele ini saat malam pernikahannya dengan Zainab? Alasan Muhammad menikahi Zainab yang disebut2 sebagai contoh penghalalan agar muslim boleh menikah dengan istri anak angkat adalah irasional, karena contoh ini juga tidak dapat diterapkan, karena disaat bersamaan Muhammad juga melarang mengadopsi anak. Jika Muhammad menikahi Zainab karena kasihan, mengapa disisi lain ia melarang janda2nya untuk menikah lagi?
Referensi:
(1)http://altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=33&tAyahNo=36&tDisplay=yes&UserProfile=0
(2)http://quran.al-islam.com/Tafseer/DispTafsser.asp?l=arb&taf=TABARY&nType=1&nSora=33&nAya=37
“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: ‘Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah,” sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap isterinya (menceraikannya). Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.” (QS. Al-Ahzab 37)
Bagaimana hal ini bisa terjadi, bagaimana sang suri teladan terbaik ini akhirnya bisa menikahi istri anak angkatnya tersebut?
Al-Jalalain (1) menjelaskan kisah2 sebelumnya mengenai pernikahan Muhammad ini, dalam tafsirnya atas surah Al-Ahzab 36 ia menyebut bahwa Zainab binti Jahsy secara terpaksa menikah dengan Zaid karena turunnya ayat berikut;
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki **Zaid** yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin **Zainab**, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab 36)
Zainab mengira jika Muhammad hendak melamarnya, namun ternyata ia hendak dinikahkan dengan Zaid. Karena keluar ayat tersebut dari ucapan Muhammad maka Zainab dengan terpaksa menikah dengan Zaid meskipun ia tidak mencintainya. Jika Zainab Zaid saling mencintai tentu tidak harus dipaksa dengan ayat Quran bukan? Mengapa Allah menurutkan ayat tersebut, padahal ia mengetahui bahwa Zainab tidak mencintai Zaid, Allah pun pasti maha mengetahui jika yang dikemudian hari Zainab akan bercerai dengan Zaid. Para ulama berpendapat bahwa ayat ini diturunkan sebagai contoh agar Zainab dari keluarga terpandang mau menikah dengan seorang bekas budak seperti Zaid.
Al-Jalalain menambahkan bahwa dalam suatu saat Muhammad memandang Zainab dan terpesona akan kecantikannya, dan ketika Zaid mengetahui hal tersebut ia mengeluh pada Muhammad dan menyatakan niatnya untuk menceraikan Zainab, namun Muhammad berkata; “‘Tahanlah terus isterimu….”.
Bukhari juga mencatat riwayat tersebut;
Diriwayatkan oleh Anas: Zaid bin Haritha datang kepada Nabi dan mengeluh tentang istrinya. Nabi berkata “Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah,” Aisyah mengatakan, "Jika Rasulullah yang menyembunyikan sesuatu (Al-Quran) ia akan menyembunyikan ayat ini." Zainab menggunakan ayat ini untuk membual pada istri2 Nabi yang lain dengan berkata; "Kau dinikahkan oleh wali2mu, sementara aku dinikahkan (dengan Nabi) oleh Allah dari langit ketujuh." Thabit juga mengatakan bahwa ayat “sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia…. (33.37) berkaitan tentang Zaid dan Zainab. (Sahih al-Bukhari, Volume 9, Book 93, Number 516)
Sebagian ulama berpendapat bahwa Muhammad menikahi Zainab bukan karena terpesona oleh kecantikannya, namun untuk mendobrak kebiasaan Arab pra Islam yang menganggap anak angkat seperti anak kandung, juga untuk mendobrak kebiasaan tabu menikah dengan menantu, sehingga dengan ayat ini Allah menghalalkan menikah dengan bekas istri anak angkat dan juga melarang muslim untuk mengadopsi anak.
Serupa dengan al-Jalalain, keterangan serupa juga diberikan oleh al-Tabari (2), bahwa Muhammad terpesona atas kecantikan Zainab saat ia melihat Zainab belum berbusana lengkap. Mengetahui Muhammad tertarik padanya, Zainab kemudian bercerita pada Zaid tentang hal tersebut, sehingga akibatnya Zaid membenci Zainab dan berniat menceraikannya.
Apakah alasan Zaid menceraikan Zainab karena rumah tangganya tidak harmonis, tidak ada satupun riwayat hadist mengenai ketidak harmonisan keluarga Zaid-Zainab, apakah kisah mengenai ketidak harmonisan keluarga Zaid lebih sahih daripada riwayat2 dan tafsir yang menceritakan bahwa Zaid menceraikan Zainab karena mengetahui Muhammad tertarik pada istrinya?
Dimalam pernikahan Muhammad dengan Zainab ini, sang rasul mengadakan pesta dan mengundang beberapa sahabat. Berikut kisahnya;
Sahih Bukhari Book 60, Number 314:
Diriwayatkan Anas bin Malik; Ketika Rasulullah menikahi Zainab bint Jash, beliau mengundang orang2 untuk makan. Merekapun makan2 sambil duduk dan mengobrol. Lalu rasul memberi tanda bahwa ia telah siap untuk berdiri (dengan tujuan untuk menyuruh mereka pulang), namun mereka tetap saja masih duduk. Ketika rasul melihat orang2 tidak merespon tindakannya, ia kemudian bangkit berdiri dan keluar, lalu orang2 juga beranjak dari duduknya, kecuali 3 orang yang masih tetap duduk. Rasulullah kembali masuk, namun langsung keluar rumah lagi. Melihat itu tiga orang tersebut akhirnya pergi, aku kemudian bilang pada rasul bahwa orang2 tadi telah pergi, rasul lalu melangkah untuk memasuki rumahnya. Aku berniat masuk kerumah bersama rasul, namun beliau menurunkan tirai diantara aku dan beliau. Kemudian Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki…. (QS 33:53).”
Sahih Muslim No.2565
Diriwayatkan Anas bin Malik, ia berkata: Aku menghadiri pesta perkawinan Zainab, di mana Rasulullah membuat orang2 merasa kenyang memakan roti dan daging dan beliau juga mengutusku untuk mengundang orang2. Setelah acara walimah selesai, beliau berdiri dan beranjak dari tempatnya, dan aku mengikutinya. Pada saat itu masih ada dua orang tamu laki-laki yang belum keluar karena mereka masih asyik berbicara. Nabi lalu melewati beberapa istrinya yang lain. Beliau mengucapkan salam kepada mereka masing2 (tamunya) lalu bertanya: Bagaimana keadaan kalian semua, wahai anggota keluarga? Mereka menjawab: Baik, wahai Rasulullah. Mereka balik bertanya: Bagaimana dengan keadaan keluargamu? Beliau menjawab: Baik. Setelah selesai beliau kembali dan aku pun ikut kembali. Sesampai di pintu, dua orang tamu laki2 yang masih asyik berbicara tadi masih ada, namun begitu melihat Nabi kembali mereka cepat2 berdiri dan terus keluar. Demi Allah, aku tidak tahu apakah aku yang telah memberitahukan beliau bahwa mereka telah keluar atau wahyu telah turun kepadanya. Sementara aku terus saja mengikuti beliau. Namun begitu kakinya menginjak ambang pintu, segera saja beliau menurunkan kain tirai sehingga aku terhalang dari beliau. Lalu Allah menurunkan ayat berikut ini: Janganlah kamu memasuki rumah Nabi kecuali kamu sudah mendapatkan izinnya.
Ini ayat yang diucapkan nabi kita tersebut;
QS al-Ahzab 53;
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu ke luar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.
Untuk apa Allah mengeluarkan ayat sepele ini saat malam pernikahannya dengan Zainab? Alasan Muhammad menikahi Zainab yang disebut2 sebagai contoh penghalalan agar muslim boleh menikah dengan istri anak angkat adalah irasional, karena contoh ini juga tidak dapat diterapkan, karena disaat bersamaan Muhammad juga melarang mengadopsi anak. Jika Muhammad menikahi Zainab karena kasihan, mengapa disisi lain ia melarang janda2nya untuk menikah lagi?
Referensi:
(1)http://altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=33&tAyahNo=36&tDisplay=yes&UserProfile=0
(2)http://quran.al-islam.com/Tafseer/DispTafsser.asp?l=arb&taf=TABARY&nType=1&nSora=33&nAya=37