AISHA, ASMARA NABI PADA BOCAH 6 TAHUN
**tentang kontroversi usia Aisyah saat bersetubuh dengan Muhammad, 9 tahun atau 18 tahun dapat dilihat dibagian akhir dari artikel ini**
Setelah kematian Khadijah, Muhammad langsung berburu istri untuk mengisi kekosongan hidupnya akan wanita. Pertama2 ia meyakinkan teman dan pengikut setianya, Abu Bakar, untuk mentunangkan dia dengan anak perempuannya yang berumur 6 tahun, Aisyah. Abu Bakar begitu terkejut. Dia mencoba menolaknya dengan halus, dengan berkata “tapi kita ini masih saudara.” Muhammad meyakinkan dia bahwa mereka hanya saudara dalam iman dan bahwa pernikahannya dengan anak kecil itu tidaklah haram.
Sahih Bukhari. 62: 18
Dikisahkan oleh 'Ursa: Rasulullah meminta ijin pada Abu Bakar untuk bertunagan dengan Aisyah, anaknya. Abu Bakar kemudian berkata, “Namun kita ini masih saudara”. Rasulullah berkata, “Kau adalah saudaraku dalam iman kepada Allah dan kitabnya, namun dia (Aisyah) adalah halal untuk kunikahi.
Apakah alasan Muhammad untuk menikahi Aisyah di usia 6 tahun adalah hanya untuk mempererat hubungan saudara dengan Abu bakar? Alasan ini tidak dapat serta merta diterima, karena Muhammad sendiri pun menolak saat di tawari untuk menikah dengan anak Hamzah dengan alasan bahwa anak Hamzah adalah keponakannya, meski ia menikahkan Ali dengan Fatimah yang juga adalah keponakan. Apa mungkin anaknya Hamzah tidak secantik Aisyah?
Sahih Bukhari. 62: 37:
Dikisahkan Ibn Abbas: Hal itu dikatakan kepada Rasulullah; Mengapa anda menolak menikahi putri Hamzah? Beliau berkata, “Dia adalah keponakanku”
Pendapat bahwa pernikahan Muhammad dengan banyak wanita adalah untuk mendorong aliansi politik juga tidak masuk akal. Muhammad menikahi Juwariyah setelah merampok kaumnya, membantai orang-orang dan merampok kekayaan mereka dan mengambil perempuan dan anak-anak sebagai budak. Juwariyah mau menikah dengan Muhammad demi membebaskan 100 nyawa kaumnya. Muhammad mengambil Raihanah, gadis Yahudi berusia 20 tahun dari Bani Quraizah setelah membantai semua laki-laki dan anak laki-laki yang telah mencapai pubertas dari sukunya dan mengambil semua wanita dan anak-anak sebagai budak. Ia menikahi Safiyah setelah membunuh ayahnya dan menyiksa sampai mati suaminya. Dengan siapa Muhammad ingin membuat aliansi? Apakah dengan orang-orang mati?
Alasan paling logis justru ditunjukkan dalam hadist, Muhammad mengatakan pada Abu bakar bahwa Aisyah telah ditunjukkan padanya dua kali dalam mimpi, dimana dia melihat seorang malaikat membawa Aisyah kecil.
Sahih Bukhari 62: 15
Dikisahkan Aisyah; Rasulullah berkata padaku, “Sebelum aku menikahimu, dirimu dua kali hadir dalam mimpiku. Aku melihat malaikat membawamu, kau memakai gaun sutra, dan ia berkata inilah istrimu. Aku membuka gaun itu, dan ternyata itu adalah engkau. Lalu aku berkata pada diriku, “Jika mimpi ini dari Allah, biarlah mimpi ini menjadi kenyataan”.
Wajah Aisyah yang berusia 6 tahun telah terbayang-bayang dimata Muhammad yang berusia 50 tahun, hingga terbawa ke dalam mimpi. Beberapa hadis kemudian menceritakan pernikahan Aisyah tersebut.
Sahih Muslim 3310:
Aisyah mengatakan: Rasulullah (saw) menikahi saya ketika saya berusia ENAM TAHUN dan saya masuk rumahnya ketika saya SEMBILAN TAHUN
Sahih Bukhari 5: 58.
Diriwayatkan ayah Hisham: Khadijah wafat 3 tahun sebelum nabi berangkat ke Medinah. Ia tinggal disana selama 2 tahun dan ia menikahi Aisyah ketika ia gadis ENAM TAHUN dan ia menyetubuhinya ketika ia SEMBILAN TAHUN.
Sahih Muslim 3327:
Aisyah melaporkan bahwa Rasul Allah menikahinya ketika ia berusia tujuh tahun, dan ia (Muhammad) membawanya ke rumahnya sebagai pengantin ketika ia berusia sembilan tahun, dan boneka2nya dibawanya, dan ketika ia (Muhammad) mati, ia (Aisyah) berusia delapanbelas tahun.
Sahih Bukhari 62: 64
Diriwayahkan Aisyah: bahwa nabi menikahi saya ketika saya berumur ENAM TAHUN dan berhubungan suami istri saat saya SEMBILAN TAHUN, dan kemudian saya tinggal bersama nabi selama sembilan tahun (yaitu sampai kematiannya).
Sahih Bukhari 62: 88
Diriwayahkan 'Ursa: Nabi menulis kontrak perkawinan dengan Aisyah saat ia ENAM TAHUN dan melangsungkan perkawinan dengannya saat ia SEMBILAN TAHUN dan ia tinggal dengan nabi selama 9 tahun..
Sunan Abu-Dawud Book 41, Number 4915
Kata Aisyah; Sang Rasul Allah menikahiku ketika aku berusia tujuh atau enam tahun. Ketika kami tiba di Medina, beberapa wanita datang, menurut versi Bishr: Umm Ruman datang padaku ketika saya sedang bermain ayunan. Mereka memandangku, mempersiapkanku, dan mendandaniku. Kemudian aku dibawa ke Rasul Allah, dan ia hidup bersamaku sebagai suami istri ketika aku berusia sembilan tahun.
Sunan an-Nasa'i 3257
Diriwayatkan Abu 'Ubaidah: Aisyah berkata: “Rasulullah (saw) menikahi saya ketika saya berusia enam tahun dan saya hidup bersamanya ketika saya SEMBILAN tahun”.
Mayoritas hadis menceritakan bahwa persetubuhan terjadi saat usia Aisyah 9 tahun dan masalah ini telah diterima oleh semua ulama selama berabad2, namun diera modern persetubuhan kakek 53 tahun dengan seorang anak 9 tahun dianggap tabu, karenanya muncul pendapat2 baru bahwa usia Aisha berumur 18 tahun saat menikah. Namun pendapat2 baru ini justru bertentangan dengan bukti2 yang ada, dimana Muhammad membawa Aisyah kerumahnya ketika berumur 9 tahun, dan Aisha berumur 18 tahun ketika Muhammad meninggal, yang akan dibahas dibagian akhir artikel ini. Berikut hadist2 lain yang menunjukkan masa kekanakan Aisyah;
Sahih Bukhari 73: 151
Dinyatakan Aisyah: Aku biasa bermain dengan boneka2 di depan sang Nabi, dan kawan2 perempuanku juga biasa bermain bersamaku. Kalau Rasul Allah biasanya masuk ke dalam (tempat tinggalku) mereka lalu bersembunyi, tapi sang Nabi lalu memanggil mereka untuk bergabung dan bermain bersamaku. (Bermain dengan boneka2 atau bentuk2 yang serupa itu dilarang, tapi dalam kasus ini diizinkan sebab Aisyah saat itu masih anak kecil, belum mencapai usia pubertas)
Sunan Abu Dawud. Book 36. no. 4914.
Diceriterakan oleh Aisyah: Ketika Rasul Allah tiba setelah ekspedisi ke Tabuk atau Khaybar ( pembawa cerita ragu-ragu), ia mengangkat suatu yang tabir tergantung di depan kamarnya, lalu bertanya mengenai beberapa boneka kepunyaanku. Ia tanya: Apa ini? Aku menjawab: Boneka ku. Diantara boneka itu ia lihat seekor kuda dengan sayap-sayap dibuat dari kain lap, dan ia bertanya: Apa itu yang ada dintaranya? Aku menjawab: Seekor kuda. Ia bertanya: Apa ini yang menempel padanya? Aku menjawab: Dua sayap. Ia bertanya: Seekor kuda dengan dua sayap? Aku menjawab: Tidak pernahkah kamu mendengar bahwa Sulaiman mempunyai kuda dengan sayap-sayap? Setelah itu Rasul Allah tertawa dengan keras hingga aku bisa lihat gigi geraham nya.
Dari sumber hadist yang sahih, kita bisa melihat bahwa pada usia 9 tahun saat serumah dengan Muhammad, Aisyah masih belum akil baliq. Bahkan hadis tersebut dikisahkan saat perampokan Khaybar, dimana usia Aisha sekitar 13-14 tahun. Di usia tersebut bisa jadi Aisyah masih belum haid karena masih bermain dengan boneka. Dalam aturan hukum Islam yang ketat pada jaman Nabi, bermain boneka hanya diperbolehkan bagi anak2 kecil yang belum akil baliq.
APA PENDAPAT MUHAMMAD TENTANG AISYAH?
Sahih Bukhari. 55, Number 623: **http://sunnah.com/bukhari/60/84**
Diriwayatkan Abu Musa: Rasulullah berkata, "Banyak di antara lelaki mencapai (level) kesempurnaan tetapi tidak ada antara wanita yang mencapai level ini kecuali Asiyah, isteri Pharaoh, and Maryam, anak Imran. Dan tidak ada keraguan, keunggulan Aisyah dari wanita lain seperti keunggulan tharid (yaitu masakan dari daging dan roti) daripada masakan lain."
Muhammad mengatakan bahwa “Aisyah” itu lezat seperti tharid daripada “wanita2” lainnya! Apakah tharid itu? Tharid adalah masakan campuran antara roti, daging, sayuran dengan saus kental. Jadi dapat dibayangkan apa maksud Muhammad berkata bahwa Aisyah anak 9 tahun itu unggul seperti tharid.
https://en.wikipedia.org/wiki/Tharid
https://alalali.com/eng/fun-fact/tharid-the-nourishing-arabic-dish.html
Bandingkan dengan hadist berikut;
Sahih Bukhari 60, Nomor 103 http://sunnah.com/bukhari/60/103
Diriwayatkan Ali; “Maryam putri Imran adalah wanita terbaik dimasanya, dan pada masa ini wanita terbaik adalah Khadijah”
Jika Aisyah terbaik secara fisik, maka Khadijah adalah wanita terbaik secara moral.
Karena keunggulan fisik anak 9 tahun dibanding wanita dewasa itulahnya Muhammad menganjurkan untuk mengawini anak2;
Sahih Bukhari. 62. no. 17.
Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah: Ketika saya menikah, Rasulullah berkata kepada saya, "Wanita tipe seperti apa yang kamu nikahi?" Saya menjawab. "Saya telah menikahi seorang ibu muda". Dia (Rasulullah) berkata, "Kenapa? Apakah kamu tidak menyukai perawan-perawan cilik sehingga bisa meraba-raba mereka? Jabir juga berkata: Rasullulah berkata, "Kenapa kamu tidak menikahi seorang gadis belia sehingga kamu bisa bermain2 dengan dia dan dia bermain2 dengan kamu?
Pernikahan Muhammad dengan anak 9 tahun tentu tidak melanggar hukum. Karena dalam hukum Islam tidak ada batasan dalam usia pernikahan. Keseluruhan ulama tidak berbeda pendapat mengenai masalah Muhammad menikahi anak 6 tahun dan bersetubuh di usia Aisyah 9 tahun, karena Quran dan hadist tidak memberi batasan umur dalam mengawini seorang gadis termasuk gadis2 yang belum akil balig, semuanya kembali bagi kemashlahatan (tujuan baik), yang sifatnya relatif bagi tiap kejadian.
MENJAWAB AISYAH MENIKAH DIUSIA 18 TAHUN, BUKAN 9 TAHUN.
Alasan 1: Hadits Dhoif
Para modernis muslim menganggap bahwa hadist yang meriwayatkan masalah ini tergolong sebagai hadist dhoif, karena hadits tersebut hanya melalui jalur Hisyam dari ayahnya, Urwah.
Jawab:
Kenyataannya jika ditelusuri, hadist mengenai Aisyah nikah 9 tahun ini memiliki banyak jalur perawi, bukan hanya dari jalur Hisyam. Selain Bukhari dan Muslim, hadist Aisyah nikah muda juga dikeluarkan oleh An Nasai, Abu Dawud dan Ibnu Majah dari jalur berbeda pula. Misalnya Hadist Muslim dari jalur al-Aswad dan Az Zuhri dari Urwah, hadis Ibnu Majah dari jalur Abdullah, hadist An Nasai dari jalur Abu ‘Ubaidah, al-Aswad dan Ibn 'Abbas, dsb.
Memang terdapat perbedaan lazaf, hanya saja, dalam menentukan mana yang lebih kuat; apakah penuturan Aisyah sendiri, atau kesimpulan perawi? Tentu, yang paling kuat adalah penuturan pelaku langsung. Sebab ini bukan kesimpulan perawi, tetapi penuturan langsung pelakunya, yang mengalami sendiri peristiwa tersebut. Karena itu, riwayat yang menyatakan, bahwa Aisyah dilamar oleh Muhammad dalam usia 6 tahun, disetubuhi diusia 9 tahun, dan diusia 18 tahun saat Muhammad meninggal, inilah yang paling kuat dari segi matan (redaksi) hadits.
Alasan 2: Aisyah lahir di masa jahiliyyah
Tabari dalam kitabnya menulis bahwa Aisyah menikah diusia 6 tahun, tapi dibagian lain ia juga menyebutkan mengenai Abu Bakar yang memiliki empat anak dan keempat anak itu dilahirkan selama Jahiliyyah - masa pra Islam. Jika Aisyah lahir di masa jahiliyyah, usianya tidak mungkin kurang dari 14 tahun pada 1 Hijriah saat menikah.
Jawab:
Mayoritas sejarah Islam menunjukkan bahwa Abu Bakar memiliki 6 anak, bukan 4 anak. Aisyah adalah anak kelima Abu Bakar, sangat mungkin ia lahir 7-8 tahun sebelum hijrah.
Alasan 3: Asma kakak Aisyah wafat pada 73H diusia 100tahun
Terdapat sejarawan Islam yang mencatat usia Asma sepuluh tahun lebih tua dari Aisyah. Hal ini dilaporkan dalam Taqri'bu'l - tehzi'b serta Al - Bidayah wa al – Nihayah. Jika Asma berusia 100 tahun pada 73H dia pasti berusia 27 atau 28 tahun pada saat 1H. Jika Asma berusia 27 atau 28 tahun pada saat hijrah, Aisyah seharusnya berusia 17 atau 18 tahun pada waktu bersetubuh dengan Muhammad.
Jawab:
Apa yang membuat riwayat tersebut lebih sahih daripada banyak hadist yang menyebut Aisyah disetubuhi diusia 9 tahun, dan diusia 18 tahun saat Muhammad meninggal? Seperti apa jalur perawinya? Ketika seseorang mengetahui nenek yang amat tua, orang tidak banyak peduli tentang usia tepatnya. Sangat mudah untuk mengatakan dia berumur 100 tahun sebagai pembulatan, padahal sebenarnya dia hanya berusia 90 tahun. Berbeda dengan usia muda, dari 9 tahun ke 19 tahun yang sangat nampak perbedannya. Sangat mungkin bahwa orang yang melaporkan usianya menjadi 100 tidak tahu bahwa dia 10 tahun lebih tua dari Aisyah dan tidak membuat perhitungan rinci akan hal tersebut, lagipula Asma bukan tokoh penting yang perlu diingat secara detail oleh para muslim saat itu.
Alasan 4: Kata Jariyah dan Bikr
Aisyah berkata:“Saya seorang gadis muda (jariyah) ketika Surah Al-Qamar diturunkan” (Sahih Bukhari, kitabu’l-tafsir). Jariyah berarti gadis muda yang masih suka bermain (Lane’s Arabic English Lexicon). Gadis muda (jariyah), adalah mereka yang telah berusia antara 6-13 tahun. Jika Surat al Qamar, diturunkan pada tahun ke 8 (delapan) sebelum hijriyah (The Bounteous Koran, M.M. Khatib, 1985). Jadi, Aisyah, telah menjadi jariyah bukan sibyah (bayi), jadi telah berusia 6-13 tahun pada saat turunnya surah Al-Qamar, dan oleh karena itu sudah pasti berusia 14-21 tahun ketika dinikah Nabi. Juga menurut riwayat dari Ahmad ibn Hanbal, sesudah meninggalnya isteri pertama Muhammad, Khadijah, Khaulah datang kepada Muhammad dan menasehatinya untuk menikah lagi, Muhammad bertanya kepadanya tentang pilihan yang ada di pikiran Khaulah. Khaulah berkata: “Anda dapat menikahi seorang gadis (bikr) atau seorang wanita yang pernah menikah (thayyib)”. Ketika Nabi bertanya tentang identitas gadis tersebut (bikr), Khaulah menyebutkan nama Aisyah. Jariyah dan Bikr adalah gadis bukan bayi.
Jawab:
Lagi-lagi pertanyaannya apakah riwayat yang mengandung kata jariyah dan bikr lebih sahih daripada riwayat yang menunjuk langsung usia Aisyah? Bukhari dengan jelas menulis usia Aisyah 6 tahun saat dilamar dan 9 tahun saat berumah tangga, apakah Bukhari salah dalam pemakaian bahasa? Bahkan jika kita menganggap riwayat yang mengandung kata jariyah dan bikr ini akurat, kita tidak punya alasan untuk mengesampingkan riwayat yang begitu rinci tentang usia Aisyah dan penggambaran dirinya, bagaimana ia bermain dengan boneka dan dengan teman2 kecilnya, yang kemudian bersembunyi ketika Muhammad memasuki ruangan. Bagaimana kenangan bermain di ayunan saat ibunya memanggilnya dan membasuh wajahnya dan membawanya ke Muhammad. Ketidaktahuannya tentang apa yang terjadi ketika Muhammad melepas pakaiannya dan dia "terkejut" ketika Muhammad melakukan suatu tindakan kepadanya. Peristiwa ini lebih mungkin untuk diingat oleh Aisyah kecil daripada kapan saat sebuah surah dari puluhan surah lain diturunkan.
Alasan 5: Aisyah turut dalam perang Badar dan Uhud
Menurut sejumlah riwayat, Aisyah menyertai Muhammad saat perang Badar dan perang Uhud. Selain itu, juga dilaporkan bahwa tidak ada orang di bawah usia 15 tahun diizinkan untuk mengambil bagian dalam perang Uhud. Semua anak laki-laki di bawah 15 tahun dikirim pulang. Partisipasi Aisyah dalam perang Badar dan Uhud jelas menunjukkan bahwa dia tidak berusia sembilan atau sepuluh tahun pada waktu itu.
Jawab:
Ini adalah alasan lemah. Ketika Perang Badar dan Uhud terjadi Aisyah berusia 10 sampai 11 tahun. Dia tidak turut serta ke Badar dan Uhud untuk berperang seperti anak laki-laki. Dia pergi untuk menjaga Muhammad tetap hangat di malam hari. Anak laki-laki yang kurang dari 15 tahun memang diperintahkan pulang, tetapi ini tidak berlaku untuk Aisyah.
Setelah kematian Khadijah, Muhammad langsung berburu istri untuk mengisi kekosongan hidupnya akan wanita. Pertama2 ia meyakinkan teman dan pengikut setianya, Abu Bakar, untuk mentunangkan dia dengan anak perempuannya yang berumur 6 tahun, Aisyah. Abu Bakar begitu terkejut. Dia mencoba menolaknya dengan halus, dengan berkata “tapi kita ini masih saudara.” Muhammad meyakinkan dia bahwa mereka hanya saudara dalam iman dan bahwa pernikahannya dengan anak kecil itu tidaklah haram.
Sahih Bukhari. 62: 18
Dikisahkan oleh 'Ursa: Rasulullah meminta ijin pada Abu Bakar untuk bertunagan dengan Aisyah, anaknya. Abu Bakar kemudian berkata, “Namun kita ini masih saudara”. Rasulullah berkata, “Kau adalah saudaraku dalam iman kepada Allah dan kitabnya, namun dia (Aisyah) adalah halal untuk kunikahi.
Apakah alasan Muhammad untuk menikahi Aisyah di usia 6 tahun adalah hanya untuk mempererat hubungan saudara dengan Abu bakar? Alasan ini tidak dapat serta merta diterima, karena Muhammad sendiri pun menolak saat di tawari untuk menikah dengan anak Hamzah dengan alasan bahwa anak Hamzah adalah keponakannya, meski ia menikahkan Ali dengan Fatimah yang juga adalah keponakan. Apa mungkin anaknya Hamzah tidak secantik Aisyah?
Sahih Bukhari. 62: 37:
Dikisahkan Ibn Abbas: Hal itu dikatakan kepada Rasulullah; Mengapa anda menolak menikahi putri Hamzah? Beliau berkata, “Dia adalah keponakanku”
Pendapat bahwa pernikahan Muhammad dengan banyak wanita adalah untuk mendorong aliansi politik juga tidak masuk akal. Muhammad menikahi Juwariyah setelah merampok kaumnya, membantai orang-orang dan merampok kekayaan mereka dan mengambil perempuan dan anak-anak sebagai budak. Juwariyah mau menikah dengan Muhammad demi membebaskan 100 nyawa kaumnya. Muhammad mengambil Raihanah, gadis Yahudi berusia 20 tahun dari Bani Quraizah setelah membantai semua laki-laki dan anak laki-laki yang telah mencapai pubertas dari sukunya dan mengambil semua wanita dan anak-anak sebagai budak. Ia menikahi Safiyah setelah membunuh ayahnya dan menyiksa sampai mati suaminya. Dengan siapa Muhammad ingin membuat aliansi? Apakah dengan orang-orang mati?
Alasan paling logis justru ditunjukkan dalam hadist, Muhammad mengatakan pada Abu bakar bahwa Aisyah telah ditunjukkan padanya dua kali dalam mimpi, dimana dia melihat seorang malaikat membawa Aisyah kecil.
Sahih Bukhari 62: 15
Dikisahkan Aisyah; Rasulullah berkata padaku, “Sebelum aku menikahimu, dirimu dua kali hadir dalam mimpiku. Aku melihat malaikat membawamu, kau memakai gaun sutra, dan ia berkata inilah istrimu. Aku membuka gaun itu, dan ternyata itu adalah engkau. Lalu aku berkata pada diriku, “Jika mimpi ini dari Allah, biarlah mimpi ini menjadi kenyataan”.
Wajah Aisyah yang berusia 6 tahun telah terbayang-bayang dimata Muhammad yang berusia 50 tahun, hingga terbawa ke dalam mimpi. Beberapa hadis kemudian menceritakan pernikahan Aisyah tersebut.
Sahih Muslim 3310:
Aisyah mengatakan: Rasulullah (saw) menikahi saya ketika saya berusia ENAM TAHUN dan saya masuk rumahnya ketika saya SEMBILAN TAHUN
Sahih Bukhari 5: 58.
Diriwayatkan ayah Hisham: Khadijah wafat 3 tahun sebelum nabi berangkat ke Medinah. Ia tinggal disana selama 2 tahun dan ia menikahi Aisyah ketika ia gadis ENAM TAHUN dan ia menyetubuhinya ketika ia SEMBILAN TAHUN.
Sahih Muslim 3327:
Aisyah melaporkan bahwa Rasul Allah menikahinya ketika ia berusia tujuh tahun, dan ia (Muhammad) membawanya ke rumahnya sebagai pengantin ketika ia berusia sembilan tahun, dan boneka2nya dibawanya, dan ketika ia (Muhammad) mati, ia (Aisyah) berusia delapanbelas tahun.
Sahih Bukhari 62: 64
Diriwayahkan Aisyah: bahwa nabi menikahi saya ketika saya berumur ENAM TAHUN dan berhubungan suami istri saat saya SEMBILAN TAHUN, dan kemudian saya tinggal bersama nabi selama sembilan tahun (yaitu sampai kematiannya).
Sahih Bukhari 62: 88
Diriwayahkan 'Ursa: Nabi menulis kontrak perkawinan dengan Aisyah saat ia ENAM TAHUN dan melangsungkan perkawinan dengannya saat ia SEMBILAN TAHUN dan ia tinggal dengan nabi selama 9 tahun..
Sunan Abu-Dawud Book 41, Number 4915
Kata Aisyah; Sang Rasul Allah menikahiku ketika aku berusia tujuh atau enam tahun. Ketika kami tiba di Medina, beberapa wanita datang, menurut versi Bishr: Umm Ruman datang padaku ketika saya sedang bermain ayunan. Mereka memandangku, mempersiapkanku, dan mendandaniku. Kemudian aku dibawa ke Rasul Allah, dan ia hidup bersamaku sebagai suami istri ketika aku berusia sembilan tahun.
Sunan an-Nasa'i 3257
Diriwayatkan Abu 'Ubaidah: Aisyah berkata: “Rasulullah (saw) menikahi saya ketika saya berusia enam tahun dan saya hidup bersamanya ketika saya SEMBILAN tahun”.
Syeh Puji; Nabi saja nikah muda, kenapa saya tidak boleh? |
Sahih Bukhari 73: 151
Dinyatakan Aisyah: Aku biasa bermain dengan boneka2 di depan sang Nabi, dan kawan2 perempuanku juga biasa bermain bersamaku. Kalau Rasul Allah biasanya masuk ke dalam (tempat tinggalku) mereka lalu bersembunyi, tapi sang Nabi lalu memanggil mereka untuk bergabung dan bermain bersamaku. (Bermain dengan boneka2 atau bentuk2 yang serupa itu dilarang, tapi dalam kasus ini diizinkan sebab Aisyah saat itu masih anak kecil, belum mencapai usia pubertas)
Sunan Abu Dawud. Book 36. no. 4914.
Diceriterakan oleh Aisyah: Ketika Rasul Allah tiba setelah ekspedisi ke Tabuk atau Khaybar ( pembawa cerita ragu-ragu), ia mengangkat suatu yang tabir tergantung di depan kamarnya, lalu bertanya mengenai beberapa boneka kepunyaanku. Ia tanya: Apa ini? Aku menjawab: Boneka ku. Diantara boneka itu ia lihat seekor kuda dengan sayap-sayap dibuat dari kain lap, dan ia bertanya: Apa itu yang ada dintaranya? Aku menjawab: Seekor kuda. Ia bertanya: Apa ini yang menempel padanya? Aku menjawab: Dua sayap. Ia bertanya: Seekor kuda dengan dua sayap? Aku menjawab: Tidak pernahkah kamu mendengar bahwa Sulaiman mempunyai kuda dengan sayap-sayap? Setelah itu Rasul Allah tertawa dengan keras hingga aku bisa lihat gigi geraham nya.
Dari sumber hadist yang sahih, kita bisa melihat bahwa pada usia 9 tahun saat serumah dengan Muhammad, Aisyah masih belum akil baliq. Bahkan hadis tersebut dikisahkan saat perampokan Khaybar, dimana usia Aisha sekitar 13-14 tahun. Di usia tersebut bisa jadi Aisyah masih belum haid karena masih bermain dengan boneka. Dalam aturan hukum Islam yang ketat pada jaman Nabi, bermain boneka hanya diperbolehkan bagi anak2 kecil yang belum akil baliq.
APA PENDAPAT MUHAMMAD TENTANG AISYAH?
Sahih Bukhari. 55, Number 623: **http://sunnah.com/bukhari/60/84**
Diriwayatkan Abu Musa: Rasulullah berkata, "Banyak di antara lelaki mencapai (level) kesempurnaan tetapi tidak ada antara wanita yang mencapai level ini kecuali Asiyah, isteri Pharaoh, and Maryam, anak Imran. Dan tidak ada keraguan, keunggulan Aisyah dari wanita lain seperti keunggulan tharid (yaitu masakan dari daging dan roti) daripada masakan lain."
Muhammad mengatakan bahwa “Aisyah” itu lezat seperti tharid daripada “wanita2” lainnya! Apakah tharid itu? Tharid adalah masakan campuran antara roti, daging, sayuran dengan saus kental. Jadi dapat dibayangkan apa maksud Muhammad berkata bahwa Aisyah anak 9 tahun itu unggul seperti tharid.
https://en.wikipedia.org/wiki/Tharid
https://alalali.com/eng/fun-fact/tharid-the-nourishing-arabic-dish.html
Bandingkan dengan hadist berikut;
Sahih Bukhari 60, Nomor 103 http://sunnah.com/bukhari/60/103
Diriwayatkan Ali; “Maryam putri Imran adalah wanita terbaik dimasanya, dan pada masa ini wanita terbaik adalah Khadijah”
Jika Aisyah terbaik secara fisik, maka Khadijah adalah wanita terbaik secara moral.
Karena keunggulan fisik anak 9 tahun dibanding wanita dewasa itulahnya Muhammad menganjurkan untuk mengawini anak2;
Sahih Bukhari. 62. no. 17.
Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah: Ketika saya menikah, Rasulullah berkata kepada saya, "Wanita tipe seperti apa yang kamu nikahi?" Saya menjawab. "Saya telah menikahi seorang ibu muda". Dia (Rasulullah) berkata, "Kenapa? Apakah kamu tidak menyukai perawan-perawan cilik sehingga bisa meraba-raba mereka? Jabir juga berkata: Rasullulah berkata, "Kenapa kamu tidak menikahi seorang gadis belia sehingga kamu bisa bermain2 dengan dia dan dia bermain2 dengan kamu?
Pernikahan Muhammad dengan anak 9 tahun tentu tidak melanggar hukum. Karena dalam hukum Islam tidak ada batasan dalam usia pernikahan. Keseluruhan ulama tidak berbeda pendapat mengenai masalah Muhammad menikahi anak 6 tahun dan bersetubuh di usia Aisyah 9 tahun, karena Quran dan hadist tidak memberi batasan umur dalam mengawini seorang gadis termasuk gadis2 yang belum akil balig, semuanya kembali bagi kemashlahatan (tujuan baik), yang sifatnya relatif bagi tiap kejadian.
MENJAWAB AISYAH MENIKAH DIUSIA 18 TAHUN, BUKAN 9 TAHUN.
Alasan 1: Hadits Dhoif
Para modernis muslim menganggap bahwa hadist yang meriwayatkan masalah ini tergolong sebagai hadist dhoif, karena hadits tersebut hanya melalui jalur Hisyam dari ayahnya, Urwah.
Jawab:
Kenyataannya jika ditelusuri, hadist mengenai Aisyah nikah 9 tahun ini memiliki banyak jalur perawi, bukan hanya dari jalur Hisyam. Selain Bukhari dan Muslim, hadist Aisyah nikah muda juga dikeluarkan oleh An Nasai, Abu Dawud dan Ibnu Majah dari jalur berbeda pula. Misalnya Hadist Muslim dari jalur al-Aswad dan Az Zuhri dari Urwah, hadis Ibnu Majah dari jalur Abdullah, hadist An Nasai dari jalur Abu ‘Ubaidah, al-Aswad dan Ibn 'Abbas, dsb.
Memang terdapat perbedaan lazaf, hanya saja, dalam menentukan mana yang lebih kuat; apakah penuturan Aisyah sendiri, atau kesimpulan perawi? Tentu, yang paling kuat adalah penuturan pelaku langsung. Sebab ini bukan kesimpulan perawi, tetapi penuturan langsung pelakunya, yang mengalami sendiri peristiwa tersebut. Karena itu, riwayat yang menyatakan, bahwa Aisyah dilamar oleh Muhammad dalam usia 6 tahun, disetubuhi diusia 9 tahun, dan diusia 18 tahun saat Muhammad meninggal, inilah yang paling kuat dari segi matan (redaksi) hadits.
Alasan 2: Aisyah lahir di masa jahiliyyah
Tabari dalam kitabnya menulis bahwa Aisyah menikah diusia 6 tahun, tapi dibagian lain ia juga menyebutkan mengenai Abu Bakar yang memiliki empat anak dan keempat anak itu dilahirkan selama Jahiliyyah - masa pra Islam. Jika Aisyah lahir di masa jahiliyyah, usianya tidak mungkin kurang dari 14 tahun pada 1 Hijriah saat menikah.
Jawab:
Mayoritas sejarah Islam menunjukkan bahwa Abu Bakar memiliki 6 anak, bukan 4 anak. Aisyah adalah anak kelima Abu Bakar, sangat mungkin ia lahir 7-8 tahun sebelum hijrah.
Alasan 3: Asma kakak Aisyah wafat pada 73H diusia 100tahun
Terdapat sejarawan Islam yang mencatat usia Asma sepuluh tahun lebih tua dari Aisyah. Hal ini dilaporkan dalam Taqri'bu'l - tehzi'b serta Al - Bidayah wa al – Nihayah. Jika Asma berusia 100 tahun pada 73H dia pasti berusia 27 atau 28 tahun pada saat 1H. Jika Asma berusia 27 atau 28 tahun pada saat hijrah, Aisyah seharusnya berusia 17 atau 18 tahun pada waktu bersetubuh dengan Muhammad.
Jawab:
Apa yang membuat riwayat tersebut lebih sahih daripada banyak hadist yang menyebut Aisyah disetubuhi diusia 9 tahun, dan diusia 18 tahun saat Muhammad meninggal? Seperti apa jalur perawinya? Ketika seseorang mengetahui nenek yang amat tua, orang tidak banyak peduli tentang usia tepatnya. Sangat mudah untuk mengatakan dia berumur 100 tahun sebagai pembulatan, padahal sebenarnya dia hanya berusia 90 tahun. Berbeda dengan usia muda, dari 9 tahun ke 19 tahun yang sangat nampak perbedannya. Sangat mungkin bahwa orang yang melaporkan usianya menjadi 100 tidak tahu bahwa dia 10 tahun lebih tua dari Aisyah dan tidak membuat perhitungan rinci akan hal tersebut, lagipula Asma bukan tokoh penting yang perlu diingat secara detail oleh para muslim saat itu.
Alasan 4: Kata Jariyah dan Bikr
Aisyah berkata:“Saya seorang gadis muda (jariyah) ketika Surah Al-Qamar diturunkan” (Sahih Bukhari, kitabu’l-tafsir). Jariyah berarti gadis muda yang masih suka bermain (Lane’s Arabic English Lexicon). Gadis muda (jariyah), adalah mereka yang telah berusia antara 6-13 tahun. Jika Surat al Qamar, diturunkan pada tahun ke 8 (delapan) sebelum hijriyah (The Bounteous Koran, M.M. Khatib, 1985). Jadi, Aisyah, telah menjadi jariyah bukan sibyah (bayi), jadi telah berusia 6-13 tahun pada saat turunnya surah Al-Qamar, dan oleh karena itu sudah pasti berusia 14-21 tahun ketika dinikah Nabi. Juga menurut riwayat dari Ahmad ibn Hanbal, sesudah meninggalnya isteri pertama Muhammad, Khadijah, Khaulah datang kepada Muhammad dan menasehatinya untuk menikah lagi, Muhammad bertanya kepadanya tentang pilihan yang ada di pikiran Khaulah. Khaulah berkata: “Anda dapat menikahi seorang gadis (bikr) atau seorang wanita yang pernah menikah (thayyib)”. Ketika Nabi bertanya tentang identitas gadis tersebut (bikr), Khaulah menyebutkan nama Aisyah. Jariyah dan Bikr adalah gadis bukan bayi.
Jawab:
Lagi-lagi pertanyaannya apakah riwayat yang mengandung kata jariyah dan bikr lebih sahih daripada riwayat yang menunjuk langsung usia Aisyah? Bukhari dengan jelas menulis usia Aisyah 6 tahun saat dilamar dan 9 tahun saat berumah tangga, apakah Bukhari salah dalam pemakaian bahasa? Bahkan jika kita menganggap riwayat yang mengandung kata jariyah dan bikr ini akurat, kita tidak punya alasan untuk mengesampingkan riwayat yang begitu rinci tentang usia Aisyah dan penggambaran dirinya, bagaimana ia bermain dengan boneka dan dengan teman2 kecilnya, yang kemudian bersembunyi ketika Muhammad memasuki ruangan. Bagaimana kenangan bermain di ayunan saat ibunya memanggilnya dan membasuh wajahnya dan membawanya ke Muhammad. Ketidaktahuannya tentang apa yang terjadi ketika Muhammad melepas pakaiannya dan dia "terkejut" ketika Muhammad melakukan suatu tindakan kepadanya. Peristiwa ini lebih mungkin untuk diingat oleh Aisyah kecil daripada kapan saat sebuah surah dari puluhan surah lain diturunkan.
Alasan 5: Aisyah turut dalam perang Badar dan Uhud
Menurut sejumlah riwayat, Aisyah menyertai Muhammad saat perang Badar dan perang Uhud. Selain itu, juga dilaporkan bahwa tidak ada orang di bawah usia 15 tahun diizinkan untuk mengambil bagian dalam perang Uhud. Semua anak laki-laki di bawah 15 tahun dikirim pulang. Partisipasi Aisyah dalam perang Badar dan Uhud jelas menunjukkan bahwa dia tidak berusia sembilan atau sepuluh tahun pada waktu itu.
Jawab:
Ini adalah alasan lemah. Ketika Perang Badar dan Uhud terjadi Aisyah berusia 10 sampai 11 tahun. Dia tidak turut serta ke Badar dan Uhud untuk berperang seperti anak laki-laki. Dia pergi untuk menjaga Muhammad tetap hangat di malam hari. Anak laki-laki yang kurang dari 15 tahun memang diperintahkan pulang, tetapi ini tidak berlaku untuk Aisyah.