SAINS DALAM QURAN
Kiblat ke arah Masjidil Haram |
Kenyataannya tidak ada satu pun penemuan ilmiah yang didasari oleh Quran. Sebaliknya tafsir2 Quran yang baru selalu bermunculan, yang diciptakan agar bersesuaian dengan ilmu pengetahuan. Sebagai contoh peredaran bumi terhadap matahari ataupun tentang bentuk bumi, sebagian besar ulama haqul yakin Quran menyatakan jika matahari lah yang beredar mengelilingi bumi dan bumi berbentuk datar, tidak bulat. Akan banyak daftar ulama yang mengatakan demikian, diantaranya;
- Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (1)
- Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, dalam Fatawa Arkan Ul Islam (2)
- Sheikh Bandar al-Khaibari, pendapatnya didukung mayoritas ulama di Saudi (3) (4)
- Ahmad Sabiq bin Abdul Lathief Abu Yusuf
- dan masih banyak ulama2 lainnya
Pendapat para ulama ini, jelas sesuai dengan anggapan Muhammad mengenai pergerakan matahari dari timur ke barat, mataharilah yang berputar mengitari bumi. Oleh karenanya Muhammad begitu takut ketika terjadi gerhana matahari.
Sahih Bukhari 18:167
Diriwayatkan oleh Abu Musa: Saat terjadi gerhana Matahari, Rasulullah terperanjat ketakutan. Nabi mengira kalau saat itu Hari Kiamat. Nabi pergi ke masjid dan melakukan shalat dengan qiyam, ruku dan sujud yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Lalu nabi berkata, "Tanda-tanda yang Allah kirim ini tidak terjadi karena kehidupan atau kematian seseorang, tapi Allah hendak membuat hamba-Nya takutnya. Jadi, ketika dirimu melihat yang demikian, ingatlah akan Allah, mohon ampun kepadaNya” (5).
Tafsir2 lama menyatakan bahwa ayat2 Quran menunjukkan bahwa bentuk bumi adalah datar, kemudian diciptakanlah tafsir2 baru agar sesuai dengan ilmu pengetahuan modern. Jika dikemudian hari beberapa teori sains terbukti salah, maka tentu akan dibuatlah tafsir2 baru lagi terhadap ayat2 Quran. Lalu dimana kejelasan dan terperincinya Quran?
“Alif Laam Raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu.” (QS 11:1)
Bagaimana klaim Quran bahwa ayatnya dijelaskan secara terperinci dapat mengandung begitu banyak tafsir? Berikut kesalahan2 sains lainnya dalam Quran yang jelas terjadi jika dibaca secara harafiah dan literal dalam bahasa Arab;
Arah kiblat dalam Quran, miskonsepsi mengenai bumi |
1 BENARKAH MATAHARI TENGGELAH DALAM LUMPUR?
Quran 18:86
Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenamnya matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: "Hai Dzulqarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka".
Ayat ini adalah kutipan dari dongeng Alexander Romance, silahkan baca penjelasan detailnya pada SUMBER ALQURAN 1, karena kisah ini memiliki kemiripan yang amat sangat dengan kisah perjalanan Dzulqarnain ini.
Ayat2 ini berkisah mengenai Dzulqarnain yang menempuh perjalanan hingga sampai ke tempat matahari terbit, dan juga ke tempat matahari terbenam. Ayat ini bukan pengandaian, seumpama, atau seolah2. Karena Dzulqarnain telah sampai di pantai di ujung perjalannannya ke tempat matahari terbenam, karenanya ia mengira matahari masuk ke dalam laut, hal ini persepsi dalam Quran bahwa bumi ini tidak bulat, melainkan datar, seperti sebuah piring yang dikelilingi lautan.
2 PANDANGAN QURAN TENTANG LANGIT DAN BUMI
Mengapa Quran menyatakan matahari terbenam di laut? Karena Quran menyatakan bahwa bumi ini datar, seperti hamparan karpet
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap. (QS 2:22)
Dan bumi itu Kami hamparkan; maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami). (QS 51:48)
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. (QS 15:19)
Dalam Quran versi Yusuf Ali ayat tersebut diberi keterangan tambahan (like carpet)
And the earth We have spread out (like a carpet); set thereon mountains firm and immovable; and produced therein all kinds of things in due balance.(QS 15:19)
Selain itu Quran juga menganggap langit itu seperti atap, pemahamannya seperti atap rumah, yang tanpa retak.
Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikit pun? QS 50 : 6
Wajar dengan pandangan seperti ini Muhammad mengatakan matahari tenggelam didalam lumpur.
3. GURUH ADALAH MALAIKAT
Kita baca dalam Surah al-Ra’d 13:13: “Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.”
Al-Baidawi berkata, “Ibn ‘Abbas melaporkan bahwa sang Nabi ditanyai mengenai petir. Jawabnya, ‘Itu adalah Malaikat yang diberi kuasa terhadap awan. Dia telah melilitkan balutan api yang sekalian mengendarai awan dan para malaikat, dengan rasa gentar terhadap Allah.’ Pendapat lain berkata bahwa kata depan Nya di ayat itu mengacu pada petir itu sendiri.”
Al-Tirmidhi membawa, kutipan Ibn ‘Abbas, yang mengatakan bahwa “orang-orang Yahudi datang pada Muhammad dan berkata, ‘Ceritakan pada kami tentang petir. Apakah itu?’ Ia menjawab: ‘Salah satu Malaikat yang diwenangkan kepada awan. Dia melilitkan balutan api berkendaraan awan sesuai dengan kehendak Allah.’ Mereka bertanya, ‘Suara apa ini, lalu, itu sesungguhnya apa?’ Dia berkata, ‘Itu adalah tegurannya kepada awan, dimana mereka harus berhenti ketika diperintahkan bagi mereka.’ Kata mereka, ‘Kau telah mengatakan kebenaran!'”
4. BINTANG ADALAH BATU UNTUK MELEMPAR SETAN
Kita membaca dalam Surah al-Mulk 67:5. “Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.”
Al-Baidawi menjelaskan ayat ini sebagai berikut:
“Kami telah menghiasi langit yang dekat” artinya langit yang terdekat. “Dengan bintang-bintang” artinya bintang-bintang yang bercahaya seperti lampu yang menerangi malam. Ini tidak bertentangan dengan fakta bahwa ada bintang-bintang yang ditempatkan di langit yang lebih tinggi, untuk menghiasi langit yang dekat berarti mereka dimanifestasikan di dalamnya. “Dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar Setan” artinya bintang-bintang itu diciptakan untuk tujuan lain, yaitu merajam para musuh. Rujum [“hal-hal untuk dilempari dengan batu”] adalah bentuk jamak dari rajam, yaitu segala sesuatu yang digunakan untuk melempari dengan batu dan nyala api keluar dari dalamnya. Pendapat lainnya mengatakan, “Kami menjadikannya sebagai medium untuk cenayang dan meramal [yang merupakan definisi lain dari akar kata kerja rajama] berkaitan dengan Setan-setan di antara manusia, yang peramal.”
Kita membaca dalam Surah al-Saffat 37:6-10: “Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang, dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syaitan yang sangat durhaka, syaitan syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal, akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang.”
Kita membaca dalam Surah al-Hijr 15:16-18: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang(nya), dan Kami menjaganya dari tiap-tiap syaitan yang terkutuk, kecuali syaitan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.”
Al-Baidawi menjelaskan ayat ini sebagai berikut: “‘Dan Kami menjaganya dari tiap-tiap Setan yang terkutuk’ berarti tidak seorangpun yang dapat pergi ke langit, mencobai para penghuninya, mengetahui lokasinya, atau menundukkannya. ‘Kecuali Setan yang mencuri-curi (berita)’ yang dapat didengar mengacu kepada setiap roh jahat. ‘Yang mencuri-curi (berita)’ yang dapat didengar berarti menguping. Ungkapan ini dibandingkan dengan mengambil/merampas suatu bagian dari para penghuni langit berkaitan dengan kemiripan substansi mereka, atau mengurangi/memperpendek posisi dan pergerakan bintang-bintang.”
(QS 71 : 15 – 16)
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?
Pemahaman Muhammad dalam Quran tentang langit bertingkat2 bukanlah secara kasat mata atau gaib, namun secara riil dan nyata bahwa langit ada 7 lapis. Dan bulan ditempatkan ditengah lapis tersebut (antara tingkat 3 dan 4)
Terjemahan bahasa Indonesia sengaja direkayasa. Kita lihat perbandingan dengan terjamahan Yusuf Ali :
(QS 71 : 15 – 16)
Do you not see how God has created the seven heavens one above the other, and made THE MOON A LIGHT IN THEIR MIDST (TERJ : DITENGAH-TENGAH 7 LANGIT) , and made the sun as a lamp?
Kenapa harus ada REKAYASA TERJEMAHAN, karena :
QS 37 : 6 :
Sesungguhnya Kami telah menghias LANGIT YANG TERDEKAT dengan hiasan, yaitu BINTANG-BINTANG,
Jadi menurut Quran, bintang-bintang (ditingkat 1 atau 2) LEBIH DEKAT ke bumi dibandingkan bulan (ditingkat 4). Satu kesalahan astronomi yang sangat parah.
6. PENGAMBARAN YANG TEPAT DARI EMBRIOLOGI
Buku karya Keith Moore yang berjudul The Developing Human, edisi ke 3 dicetak dalam 2 versi. Versi standard yang digunakan di dunia barat, dan versi Islam yang digunakan dibeberapa negara Islam. Dengan membandingkan kedua versi tersebut, terlihat bahwa Keith Moore sendiri tidak yakin dengan "penemuan ilmiah" dalam qur'an yang akan dapat membahayakan reputasinya sebagai akademisi di dunia barat.
Sebagai contoh :
Pertama :
QS 23 : 14
"Kemudian KAMI menjadikan air mani itu segumpal darah, lalu segumpal darah itu KAMI jadikan segumpal daging …..
Ini jelas salah, karena tidak pernah ada periode dimana sperma atau sel telur yang telah dibuahi oleh sperma berubah menjadi segumpal darah.
Uniknya KESALAHAN INI JUGA DISADARI OLEH BUCHAILLE, yang dalam bukunya menyebutkan :
Bucaille, Bible, Quran and Science, halaman .200
Mayoritas terjemahan menuliskan, sebagai contoh, manusia dibentuk dari "segumpal darah" atau "gumpalan". STATEMEN SEPERTI INI JELAS TIDAK BISA DITERIMA OLEH ILMUWAN-ILMUWAN YANG SPESIAL DIBIDANG INI.
Oleh karenanya, BUCHAILLE DENGAN SENGAJA TELAH MENGUSULKAN TERJEMAHAN YANG SALAH YAITU "SESUATU YANG MENEMPEL DI GUMPALAN" yang mengindikasikan fetus menempel di uterus melalui placenta. (halaman 186 – 187)
Ide bahwa manusia berkembang dari gumpalan darah BERASAL DARI ARISTOTELES (322 SM – 384 SM), yang mempercayai bahwa manusia berasal dari sperma yang jatuh ke darah menstruasi wanita. Pandangan inilah yang kemudian diambil oleh Quran karena hal inilah yang KELIHATAN OLEH MATA.
Kedua :
QS 23 : 14
"Kemudian KAMI menjadikan air mani itu segumpal darah, lalu segumpal darah itu KAMI jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging itu KAMI jadikan tulang-tulang, maka KAMI liputi tulang-tulang itu dengan daging, kemudian KAMI menjadikannya satu bentuk yang lain. MAHASUCI ALLAH, sebaik-baik PENCIPTA"
Jadi menurut Quran :
Air mani – segumpal darah – segumpal daging – diubah menjadi tulang – meliputi tulang dengan daging – diciptakan bentuk lainnya.
Menurut Prof. Keith Moore dalam edisi standardnya, jaringan dimana tulang berasal yaitu mesoderm, adalah jaringan yang sama yang menghasilkan otot dan daging. Jadi tulang dan daging berkembang bersama-sama, bukan tulang dulu baru daging seperti pandangan Quran. Lagipula pandangan bahwa TULANG DILIPUTI DAGING BERASAL DARI ILMUWAN YUNANI YAITU GALEN DARI PERGAMUS (129 M – 216 M)
Sumber Encyclopaedica Britannica 2003 :
Hingga tahun 500 M hasil karyanya diajarkan dan dirangkum di Alexandria, dan teorinya telah dikutip dibuku-buku medical di Byzantium. Manuskrip Yunaninya dikoleksi dan diterjemahkan dalam bahasa Arab sekitar tahun 850 M oleh Hunayn ibn Ishaq ……
Pengetahuan ini tidaklah istimewa, karena orang-orang kuno juga membuat patung2 manusia atau binatang dengan teknik yang sama yaitu membuat rangka dengan rangkaian batang kemudian membungkusnya dengan lumpur atau tanah liat. Pengetahuan yang jauh dari ilmiah, melainkan lebih menggambarkan pandangan kuno yang salah.
Ketiga :
Quran 86:5-7
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada.
Jadi menurut Al Quran air mani itu dipancarkan dari antara tulang rusuk dan tulang dada. Padahal kita semua tahu bahwa sel mani di produksi di testis yang jaraknya cukup jauh dari kedua tulang yang dimaksud.
Uniknya pandangan ini tampaknya dicontek dari PENGAJARAN HIPPOCRATES di abad 5 SM (1100 tahun sebelum Muhammad SAW)
Sumber :
Hippocratic Writings, Penguin Classics, 1983, halaman 317-8
"sperma dihasilkan dari semua cairan dalam tubuh, disebarkan dari otak melalui sumsum tulang belakang kemudian melalui ginjal hingga testikel dan organ pria.
Keempat :
Tidak disebutkan sama sekali peran dari sel telur wanita. Jadi Al-Qur'an hanya dapat menuliskan air mani karena itu kelihatan mata. SEMENTARA YANG TIDAK KELIHATAN MATA TIDAK DIKETAHUI.
Apakah manusia hanya tercipta dari air mani saja? Dimanakah sel telur dan peran perempuan?
Inilah sebagian kesalahan sains dalam Quran. Namun seperti yang telah disebutkan di awal bahwa Quran yang diklaim dijelaskan secara terperinci tersebut dapat memiliki beragam tafsir. Dan tentu akan ada berbagai jawaban dan tafsir terkait ayat2 yang jelas berlawanan dengan sains ini.
Dan seperti yang telah disebut di artikel KONTRADIKSI QURAN, bahwa beberapa bagian Quran adalah terjemahan dari Taurat. Jadi Taurat dan Quran memiliki beberapa kesalahan yang sama terkait dengan sains, namun bedanya Taurat tidak pernah diklaim sebagai perkataan Tuhan kata demi kata. Taurat adalah buatan Musa yang mendapatkan ilham Tuhan. Sedangkan Quran diklaim adalah perkataan Tuhan kata per kata, sehingga tidak tercampur pemikiran manusia Muhammad. Jika Musa berdasarkan pengetahuannya salah dalam sains, apakah Allah juga bisa salah dalam sains? Lagi2 kesalahan yang paling mungkin ditimpakan kepada Muhammad, dimana ayat2 Quran berasal dari ucapannya.
Referensi:
1)https://en.wikipedia.org/wiki/Abd_al-Aziz_ibn_Baz
2)http://www.wilayat.net/index.php?option=com_content&view=article&id=1807:salafi-shaykh-ibn-uthaymin-the-sun-revolves-around-the-earth
3)http://internasional.kompas.com/read/2015/02/17/16233541/Seorang.Ulama.Saudi.Tolak.Teori.Bumi.Mengitari.Matahari.
4)http://dunia.news.viva.co.id/news/read/592012-ulama-di-saudi-yakin-bumi-tidak-berotasi
5)http://sunnah.com/bukhari/16/18